Selasa, 15 Desember 2015

EMPAT BULAN MULIA berdasarkan AL QURAN

Tahukah sahabat, diantara 12 bulan dalam setahun ada empat bulan yang dimuliakan Allah SWT. ketetapan Allah SWT ini dapat kita peroleh keterangnnya di dalam Al Quran. Perhatikan ayat berikut ini :

Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At Taubah : 36)

Berdasarkan ayat di atas, kita diberikan petunjuk oleh Allah SWT bahwa diantara 12 bulan ada empat bulan yang dimuliakan (haram). Empat bulan yang dimaksud oleh ayat tersebut dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw melalui sebuah Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini :

181/4294. Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Ibnu Abu Bakrah dari Abu Bakrah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil tsani dan Sya'ban.' (HR. Bukhari)

Dari keterangan Hadits tersebut, dapat kita ketahui bahwa keempat bulan yang dimuliakan Allah SWT yang dimaksudkan dalam ayat di atas adalah sebagai berikut :
  1. 1.      Dzuk Qa’dah
  2. 2.      Dzul Hijjah
  3. 3.      Muharram
  4. 4.      Rajab

Dari keempat bulan tersebut kita diminta untuk lebih bersungguh-sungguh untuk tidak menganiaya diri sendiri, dan juga bersungguh-sungguh untuk meningkatkan amal sholeh kita. Tentu saja nilainya akan lebih disisi Allah SWT jika dilakukan di dalam empat bulan haram tersebut.

Mungkin sahabat sudah mengerti dengan bagaimana caranya meningkatkan amal sholeh, tapi mungkin ada yang masih bingung, tentang apa yang dimaksud dengan “menganiaya diri sendiri”?
Menganiaya diri sendiri yang dimaksud Allah SWT adalah BERBUAT DOSA. Segala dosa yang kita peroleh dari kesalahan-kesalahan kita sendiri sedikit pun tidak merugikan Allah SWT tapi merugikan diri kita sendiri.

Sebagai contoh, Allah SWT mewajibkan kita untuk sholat lima waktu. Jika kita meninggalkan baik sebagian atau keseluruhan dari lima waktu tersebut maka DOSA-lah kita. Akibat dari kelalaian kita ini tidak merugikan Allah SWT sedikit pun, dampaknya tidak lain adalah pada diri kita sendiri.

Singkatnya di dalam empat bulan tersebut, marilah kita lebih berhati-hati dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Dosa itu sendiri sumbernya hanya ada dua, yaitu :
  1. 1.      Melakukan yang DILARANG Allah SWT
  2. 2.      Tidak melakukan yang DIWAJIBKAN Allah SWT

Itulah dua sumber yang menyebabkan seseorang berdosa. Ya, hanya ada dua itu sahabat. Sederhana kan!
Mensekutukan Allah SWT, membunuh tanpa alasan yang benar, meminum minuman keras, berjudi, berzina adalah sebagian dari LARANGAN Allah SWT. Maka, jika sahabat ada yang melakukan yang dilarang Allah SWT tersebut maka konsekuensinya adalah DOSA.

Sumber kedua yang menyebabkan manusia berdosa adalah TIDAK MELAKUKAN (mengabaikan) yang diwajibkan Allah SWT. Sholat lima waktu adalah ibadah yang diwajibkan, maka jika ditinggalkan konsekuensinya adalah DOSA. Begitu juga dengan puasa di bulan Ramadhan, membayar zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, itu semua adalah kewajiban yang jika ditinggalkan maka berdosalah manusia tersebut.

Apa sih pentingnya manusia menjaga diri dari DOSA?
Banyak manusia yang lalai dan belum mengetahui pentingnya menjaga diri dari dosa. Arti pentingnya adalah :
DOSA ADALAH SATU-SATUNYA SEBAB ALLAH SWT MENURUNKAN AZAB KEPADA SESEORANG.

Allah SWT yang berkuasa menimpakan azab kepada siapapun yang dikehendakiNya, dan tidak ada yang berkuasa selain Allah, ya, hanya Allah SWT. Dan hanya Allah SWT pula yang dapat menolong seseorang dari bencana dan musibah, ya, sekali lagi hanya Allah, Allah SWT. hal ini dijelaskan Allah SWT dalam ayat berikut ini :

Artinya : Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An’aam : 17-18)

Pertanyaan berikutnya, apakah Allah SWT menganiaya diri kita tanpa sebab?
Allah Maha Penyayang, sehingga mustahil bagi Allah SWT menganiaya hamba-hambaNya. Perbuatan kita sendiri lah penyebabnya.

Bencana serta musibah yang kita alami sehingga hidup terasa sulit, hati sering gelisah, hidup terasa berat dan tersiksa adalah karena Allah SWT mengijinkan azab turun menimpa kita. Tidak ada yang lain selain Allah SWT. Dan satu-satunya alasan Allah SWT mengijinkan azab itu turun adalah karena kita memiliki DOSA. Hal ini juga sudah dijelaskan Allah SWT di dalam Al Quran, perhatikan ayat berikut ini :

Artinya : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. An Nisaa’ : 79)

Dari ayat di atas, Allah SWT memberitahukan kepada kita, bahwa Allah SWT hanya memberikan kenikmatan, sedangkan bencana yang menimpa kita adalah karena dosa kita sendiri. Dengan demikian, jika seseorang tidak memiliki dosa, maka tidak ada alasan lagi bagi Allah SWT untuk menurunkan azab. Maka, bahagialah kehidupan dunia dan akhirat orang tersebut. Inilah arti pentingnya menghindari DOSA.

Marilah sahabat kita bersama-sama menjaga diri dari dosa. Lakukan dengan lebih bersungguh-sungguh terutama dalam empat bulan yang dimuliakan Allah SWT tersebut. Mohon ampunlah kepada Allah sebanyak mungkin dan mintalah Rahmat dan Karunia dariNya, lalu sambutlah hidup bahagia di dunia dan akhirat.


Wallahu a’lam bish-showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar